Laman

Gambar

Para Siswa SMPN 1 kayen Berwisata Ke Pantai Kuta Pulau Dewata Bali

Gambar

Beberapa alumnus SMPN 1 Kayen bersilaturohim pada Hari Idul Fitri

Gambar

Indah Bunga Anggraeni Juara 3 Lomba Story Telling Kab. Pati Thn 2012

Gambar

Bersama para peserta calon IN kelas 7a LPMP Jogya Thn 2014

Gambar

Peserta lomba MPI,Blog,Website di BPTIKP Disdik Jateng Thn 2014

Gambar

Para Siswa memggunakan gambar,realia untuk bercerita Bahasa Inggris

Gambar

Bersama dengan Juri dan Peserta pada Lomba Inovasi Media Nasional

Sabtu, 08 April 2023

Catatan Materi Lokakarya 4 PGP Angkatan 7 Kab. Pati, SMAN 3 Pati

Writtten and posted by Pak Damin Catatan ini dibuat penulis sebagai persiapan pada Lokakarya 4 Angkatan 7 PGP di SMAN 3 Pati, Minggu, 8 April 2023. Saffin Hotel Pati, 621

Coaching, sebagaimana telah dijelaskan pengertiannya dari awal memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi diri sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan 

Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid. Sebagai seorang Guru (pendidik/pamong) dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching sebagai salah pendekatan komunikasi dengan semangat among (menuntun). 

Paradigma berfikir Coaching:

1. Fokus pada Couchee /rekan

2. Bersikap terbuka dan ingin tahu

3. Memiliki kesadaran diri yang kuat

4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan


Prinsip Coaching:

1. Kemitraan

    Membangun kesetaraan dengan orang yang akan kita kembangkan, tidak ada yang lebih  tinggi atau lebih rendah di antara keduanya

2. Proses Kreatif:

    Proses mengantarkan seseorang dari situasi dia saat ini ke situasi ideal yang diinginkan di masa depan. Hal ini tergambar dalam prinsip coaching yang kedua, yaitu proses kreatif. Proses kreatif ini dilakukan melalui percakapan, yang: 1. dua arah 2. memicu proses berpikir coachee 3. memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru 

3. Memaksimalkan potensi

Untuk memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan, yang paling mungkin dilakukan dan paling besar kemungkinan berhasilnya


Kompetensi Inti Coaching :

1. Kehadiran Penuh/Presence : hadir seutuhnya

2.  Menengarkan Aktif

3.  Mengajukan Pertanyaan Berbobot


RASA merupakan akronim dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask yang akan dijelaskan sebagai berikut: 

R (Receive/Terima), yang berarti menerima/mendengarkan semAskua informasi yang disampaikan coachee. Perhatikan kata kunci yang diucapkan.

 A (Appreciate/Apresiasi), yaitu memberikan apresiasi dengan merespon atau memberikan tanda bahwa kita mendengarkan coachee. Respon yang diberikan bisa dengan anggukan, dengan kontak mata atau melontarkan “oh…” “ya…”. Bentuk apresiasi akan muncul saat kita memberikan perhatian dan hadir sepenuhnya pada coachee tidak terganggu dengan situasi lain atau sibuk mencatat. 

S (Summarize/Merangkum), saat coachee selesai bercerita rangkum untuk memastikan pemahaman kita sama. Perhatikan dan gunakan kata kunci yang diucapkan coachee. Saat merangkum bisa gunakan potongan-potongan informasi yang telah didapatkan dari percakapan sebelumnya. Minta coachee untuk konfirmasi apakah rangkuman sudah sesu

A (Ask/Tanya). Sama dengan apa yang sudah disampaikan sebelumnya terkait kiat mengajukan pertanyaan berbobot berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengajukan pertanyaan: 

 a. ajukan pertanyaan berdasarkan apa yang didengar dan hasil merangkum (summarizing)

 b. ajukan pertanyaan yang membuat pemahaman coachee lebih dalam tentang situasinya 

c. pertanyaan harus merupakan hasil mendengarkan yang mengandung penggalian atas kata kunci atau emosi yang sudah dikonfirmasi 

d. dalam format pertanyaan terbuka: menggunakan apa, bagaimana, seberapa, kapan, siapa atau di mana 

e. Hindari menggunakan pertanyaan tertutup: “mengapa” atau “apakah” atau “sudahkah

ALUR TIRTA

1. Tujuan Umum (Tahap awal dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung.  dapat ditanyakan kepada coachee diantaranya: a. Apa rencana pertemuan ini? b. Apa tujuannya? c. Apa tujuan dari pertemuan ini? d. Apa definisi tujuan akhir yang diketahui? e. Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini? Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee. 

2. Identifikasi (Coach melakukan penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi) Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini diantaranya adalah: a. Kesempatan apa yang Bapak/Ibu miliki sekarang? b. Dari skala 1 hingga 10, dimana posisi Bapak/Ibu sekarang dalam pencapaian tujuan Anda? c. Apa kekuatan Bapak/Ibu dalam mencapai tujuan tersebut? d. Peluang/kemungkinan apa yang bisa Bapak/Ibu ambil? e. Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi Bapak/Ibu dalam meraih tujuan? f. Apa solusinya? 

3. Rencana Aksi (Pengembangan ide atau alternatif solusi untuk rencana yang akan dibuat) a. Apa rencana Ibu/bapak dalam mencapai tujuan? b. Adakah prioritas? c. Apa strategi untuk itu? d. Bagaimana jangka waktunya? e. Apa ukuran keberhasilan rencana aksi Bapak/Ibu? f. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengantisipasi gangguan? 

4. TAnggungjawab (Membuat komitmen atas hasil yang dicapai dan untuk langkah selanjutnya) a. Apa komitmen Bapak/Ibu terhadap rencana aksi? b. Siapa dan apa yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam menjaga komitmen? c. Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 1. Definisi mentoring Stone (2002) mendefinisikan suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan. 2. 

2.Definisi konseling Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sementara itu, Rogers (1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya. 3. 

3. Definisi Fasilitasi Shwarz (1994) mendefinisikan sebuah proses dimana seseorang yang dapat diterima oleh seluruh anggota kelompok, secara substantif berdiri netral, dan tidak punya otoritas mengambil kebijakan, melakukan intervensi untuk membantu kelompok memperbaiki cara-cara mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah, serta membuat keputusan, agar bisa meningkatkan efektivitas kelompok itu. 

4. Definisi Training Training menurut Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003) merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai


Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching meliputi:

1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru 

2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu 

3. Terencana 

4. Reflektif 

5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati 

 6. Berkesinambungan 

7. Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademi


Siklus dalam supervisi klinis pada umumnya meliputi 3 tahap yakni 

1.Pra-observasi Pertemuan pra-observasi ini merupakan percakapan yang membangun hubungan antara guru dan supervisor sebagai mitra dalam pengembangan kompetensi diri 

2.Observasi Aktivitas kunjungan kelas yang dilakukan oleh supervisor 

3.Pasca-observasi Percakapan supervisor dan guru terkait hasil data observasi, menganalisis data, umpan balik dan rencana pengembangan kompetensi. Proses percakapan bersifat reflektif dan bertujuan perbaikan ke depan.



Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat memberikan umpan balik dengan prinsip coaching: 

1. Tujuan pemberian umpan balik adalah untuk membantu pengembangan diri coachee 

2. Tanpa umpan balik, orang tidak akan mudah untuk berubah 

3. Sesuai prinsip coaching, pemberian umpan balik tetap menjaga prinsip kemitraan 

4. Selalu mulai dengan memahami pandangan/pendapat coachee Menurut Costa dan Garmston (2016) dalam Cognitive Coaching: Developing 


Minggu, 12 Februari 2023

Sekilas Materi Lokakarya 2, PGP Angkatan 7

Written and posted by Pak Damin.

Assalamualaikum Wr. Wb. para pembaca blog Let's Learn English yang budiman. Pada posting ini sebagai salah satu Pengajar Praktik pada PGP angkatan 7, saya akan buat catatan tentang beberapa  materi yang menjadi fokus diskusi pada Lokakarya 2 (Safin Hotel Pati, 12-2-2023, Kamar 701). Tujuannya adalah untuk belajar dan belajar kembali, mengingatkan diri pada pemahaman materi yang secara menyeluruh. Membaca, mendengar, menulis, membagikan kembali kepada para CGP pada Kelas A di SMAN 3 Pati, Minggu 12 Pebruari 2023. 



Visi dari guru penggerak adalah

mewujudkan anak-anak Indonesia yang memiliki profil pelajar Pancasila. Yaitu pelajar yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, mandiri, inovatif, berkebhinekaan global, mampu hidup bergotong royong, serta mampu bernalar kritis.


Kompetensi guru penggerak mencakup 4 kategori yaitu 

(1) mengembangkan diri dan orang lain; 

(2) memimpin pembelajaran; 

(3) memimpin pengembangan sekolah; dan 

(4) memimpin manajemen sekolah.


Profil Pelajar Pancasila

  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
  1. Berkebinekaan global
  1. Bergotong royong
  1. Mandiri
  1. Bernalar kritis
  1. Kreatif



Foto Kelas A bersama Wakil Disdikbud Kab Pati dan Dinas Prop Jateng setelah
Acara Lokakarya 2 

Visi : Cita cita yang kita ingin capai di masa yang akan datang, Sesuatu yang kita ingin capai atau raih.

Evans (2001) Para pemimpin sekolah perlu mendorong perubahan budaya sekolah. 

Budaya sekolah berarti merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan di sekolah. Kebiasaan ini dapat berupa sikap, perbuatan, dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan warga sekolah. 

Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan. Ia berpendapat juga bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata yang dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik.

Perubahan Postitip:

“Perubahan di sekolah dapat diinisiasi oleh pihak luar, tetapi perubahan yang paling penting dan berkesinambungan akan datang dari dalam.” ~ Roland Barth, “Improving schools from within” (1990


BAGJA menurut Cooperidder (2008)

Buat Pertanyaan : Define

Ambil Pelajaran : Discover

Gali Mimpi : Dream

Jabarkan Rencana: Design

 Atur Eksekusi : Deliver

Perubahan model BAGJA berpusat pada visi yang berpusat pada murid.

Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ‘self discipline’ yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdek

Tujuan dari disiplin positif adalah menanamkan motivasi yang ketiga pada murid-murid kita yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.

Restitusi Sebuah Cara Menanamkan Disiplin Positif Pada Murid 

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004) 

Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).

5 Kebutuhan Dasar Manusia  yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kasih sayang dan rasa diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan penguasaan (power). 

Standar Nasional Pendidikan: Lingkungan yang positif sangat diperlukan agar pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berpihak pada murid sebagaimana tertuang dalam standar proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu: 1) Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang:

 a. interaktif; 

b. inspiratif;

 c. menyenangkan; 

d. menantang; 

e. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan

 f. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.

Standar Pendidikan Nasional: Dalam rangka menciptakan lingkungan yang positif maka setiap warga sekolah dan pemangku kepentingan perlu saling mendukung, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai kebajikan yang telah disepakati bersama. Untuk dapat menerapkan tujuan mulia tersebut, maka seorang pemimpin pembelajaran perlu berjiwa kepemimpinan sehingga dapat mengembangkan sekolah dengan baik agar terwujud suatu budaya sekolah yang positif sesuai dengan standar kompetensi pengelolaan yang telah ditetapkan. Tujuan mulia dari penerapan disiplin positif adalah agar terbentuk murid-murid yang berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung jawab, dan merupakan pemelajar sepanjang hayat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang diharapkan. 

 (To be Continued and To be Edited)

Minggu, 23 Oktober 2022

Ringkasan Materi Lokakarya Orientasi CGP Angkatan 7

Ditulis dan dipostingkan oleh Pak Damin. Baiklah para pembaca yang budiman. Pada posting kali ini, penulis membuat Ringkasan Materi pada Lokakarya Orientasi yang dilaksakan di SMA Negeri 1 Pati pada Hari Minggu tanggal 23 Oktober 2022. Sebagai salah satu Pengajar Praktik pada kelas G, bersama dengan Pak Andreas dan Bu Arum.

Apa Itu Program Guru Penggerak?

Program Guru Penggerak merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila

Pada dasarnya Profil Pelajar Pancasila merupakan elaborasi dari Tujuan Pendidikan Nasional. Dalam kaitannya dengan standar nasional pendidikan, Program Pendidikan Guru Penggerak berusaha menempatkan profil pelajar pancasila sebagai acuan utama standar kompetensi lulusan, selain juga sebagai profil yang dihidupi dan diintegrasikan oleh para pendidik khususnya Guru Penggerak pada proses pembelajaran di kelas dan terintegrasi pada kehidupan sehari-hari.

Profil Pelajar Pancasila menjadi penunjuk ke arah mana kebijakan pendidikan sepatutnya membawa anak-anak Indonesia, yaitu ke arah terbangunnya enam dimensi Profil Pelajar Pancasila secara utuh dan menyeluruh, yaitu pelajar yang1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.

Penjelasan singkat 6 Profil Pelajar Pancasila

 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia.

 Murid dengan dimensi profil ini berarti murid tersebut mengamalkan nilai-nilai agama dan kepercayaannya sebagai bentuk religiusitasnya, percaya dan menghayati keberadaan Tuhan serta memperdalam ajaran agamanya yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari sebagai bentuk penerapan pemahaman terhadap ajaran agamanya.

2. Berkebinekaan Global

 Murid dengan dimensi profil ini merupakan seorang murid yang berbudaya, memiliki identitas diri yang matang, mampu menunjukkan dirinya sebagai representasi budaya luhur bangsanya, serta terbuka terhadap keberagaman budaya daerah, nasional, global.\

3. Gotong Royong

 Seorang murid yang memiliki dimensi Gotong Royong berarti murid tersebut mampu berkolaborasi dengan orang lain dan secara proaktif mengupayakan pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan orang-orang yang ada dalam masyarakatnya. Murid tersebut juga sadar bahwa Ia tidak hidup sendiri, memiliki kesadaran diri sebagai bagian dari kelompok, sehingga perlu ada usaha dari dirinya untuk membantu pencapaian kebahagiaan kelompoknya.

4. Mandiri

Seorang murid yang memiliki dimensi mandiri berarti murid tersebut mempunyai prakarsa atas pengembangan diri dan prestasinya dan didasari pada pengenalan kekuatan serta keterbatasan dirinya serta situasi yang dihadapi, dan bertanggung jawab atas proses dan hasilnya. Murid yang memiliki dimensi ini. juga mampu mengelola dirinya sendiri (pikiran, perasaan, tindakan) untuk mencapai tujuan pribadinya ataupun tujuan bersama.

5. Bernalar Kritis

 Seorang murid yang memiliki dimensi Bernalar Kritis berarti murid tersebut mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses informasi, mengevaluasinya, hingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya. Murid tersebut mampu menyaring informasi, mengolahnya, mencari keterkaitan berbagai informasi, menganalisa serta membuat kesimpulan berdasarkan informasi tersebut.

6. Kreatif

 Seorang murid yang memiliki dimensi kreatif berarti mampu memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak untuk mengatasi berbagai persoalan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungan di sekitarnya.

4 Kategori Kompetensi Guru Penggerak:

a. Pengembangan diri dan orang lain yaitu terkait kompetensi untuk menunjukan praktik mengembangkan diri dengan kesadaran, mengembangkan kompetensi warga sekolah agar lebih berdampak pada murid, berpartisipasi aktif untuk pengembangan karir dan menunjukkan kematangan serta berperilaku sesuai dengan kode etik pendidik.

 b. Kepemimpinan Pembelajaran yaitu terkait kompetensi untuk membangun lingkungan belajar yang berpusat pada murid, memimpin perencanaan dan pelaksanaan yang berpusat pada murid, memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid serta melibatkan orang tua sebagai Pengajar Praktik dan sumber belajar murid.

 

c.  Kepemimpinan Manajemen Sekolah yaitu terkait kompetensi untuk memimpin upaya mewujudkan visi sekolah menjadi budaya belajar yang berpihak pada murid dan mengelola program sekolah yang berdampak pada murid.d.    


 d. Kepemimpinan Pengembangan Sekolah yaitu terkait kompetensi untuk memimpin pengembangan sekolah untuk mengoptimalkan proses belajar murid dan relevan dengan komunitas sekolah serta melibatkan orang tua dan komunitas dalam pengembangan sekolah.


Persiapan Media untuk CGP:

Setting Google Site tuk Portofolio Digital

Padlet

Mentimeter
Power Point
LMS
Dll.

Dirangkum di Saffin Hotel Pati Kamar 620 untuk Persiapan Pembelajaran Lokakarya Orientasi pada CGP,

Senin, 01 Agustus 2022

Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara

Ditulis dan Dipostingkan oleh Pak Damin. Catatan Materi Pembekalan Pengajar Praktik Program Guru Penggerak Tahun 2022


Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara adalah sbb:

1. Menuntun, Sistem Pamong

2. Merdeka , (ada kemandirian)

3.Kodrat anak bermain

4. Pendidikan berpihak pada anak

5. Konsep budi pekerti

6. Anak bukan tabularasa

7. Analogi Petani, Kodrat Anak

Pendidikan Yang Memerdekakan

Ditulis dan dipostingkan oleh Pak Damin Catatan pribadi ini dibuat untuk persiapan Pembekalan Calon Pengajar Praktik Program Guru Penggerak Tahun 2022


Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekumpulan manusia yang diwariskan dari satu genereasi ke generasi selanjutnya melalui pengajaran, pelatihan, dan penelitian.


Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar para peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.


Pendidikan yang memerdekakan adalah peroses pendidikan yang menuntun murid di dalam mereka mengembangkan potensi-potensi positif yang ada, yang dilandasi dari kebebasan di dalam mengeksplorasi potensi-potensi tersebut, bebas dari berbagai tekanan baik dari tekanan dari dalam diri individu murid tersebut, maupun dari dalam luar diri. namun meskipun demikian pendidikan yang memerdekakan ini haruslah di landasi dari prinsip among.


Pendidikan yang memerdekakan  menurut Ki Hadjar Dewantara adalah suatu proses pendidikan yang meletakan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, tumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianiah.


Kamis, 14 Juli 2022

Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka SMPN 3 Pati

Ditulis dan dipostingkan oleh : Pak Damin

Kurikulum :

       Adalah perangkat mata pelajaran dan program Pendidikan yang diberikan oleh suatu Lembaga penyelenggara Pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang Pendidikan.


Kurikulum Merdeka:

1. Merdeka Belajar : (Masih KTSP, namun memasukkan Profil Pelajar Pancasila)

2. Merdeka Berubah : Kelas 7 : Informatika 2 jam intra, 1 jam project.

3. Merdeka Berbagi 


Pengembangan Kurikulum Operasional Di Satuan Pendidikan:

1.   Berpusat pada Peserta Didik

2.       Kontextual

3.       Esensial

4.       Akuntabel

5.       Berkesinambungan

6.       Melibatkan berbagai Pemangku Kepentingan

 

Proses Penyusunan Kurikulum di Satuan Pendidikan

1.   Karakteristik Satuan Pendidikan

2.       Visi

3.       Misi

4.       Tujuan

5.       Profil Pelajar

6.       Struktur Kurikulum Sekolah

7.       Rencana Pembelajaran

8.      Evaluasi Kurikulum

Visi

Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.

Misi :

Misi adalah pernyataan bagaimana satuan pendidikan mencapai visi yang ditetapkan untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan Pendidikan.

Tujuan :

Tujuan adalah gambaran hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu oleh setiap satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan prinsip yang sudah ditetapkan

 

Profil Pelajar Pancasila yaitu:

1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,

2) mandiri,

3) bergotong-royong,

4) berkebinekaan global,

5) bernalar kritis, dan

6) kreatif.


Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

Dimensi Berkebinekaan Global:

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

Dimensi Bergotong Royong:

kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.


Dimensi Mandiri

Dimensi Mandiri Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.


Dimensi Bernalar Kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam mengambilan keputusan.


Dimensi Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan



SISTEMATIKA

KURIKULUM OPERASIONAL  SATUAN PENDIDIKAN

 

Cover

1.   Logo sekolah dan  atau daerah

2.   Judul : Kurikulum Operasional SMP ….

3.   Tahun Pelajaran

4.   Alamat Sekolah

Halaman pengesahan

1.   Rumusan kalimat pengesahan

2.   Tanda tangan KS dan stempel/cap sekolah

3.   Tanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap komite sekolah

4.   Tempat untuk tanda tangan kepala/pejabat dinas pendidikan kota

Halaman Pemeriksaan Dokumen KOSP oleh Pengawas Pembina

Kata pengantar

Daftar isi

 

BAB I KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN

A.  Karakteristik Peserta Didik

B.  Karakteristik Sosial, Budaya Sekolah

C.  Karakteristik Pendidik dan Tenaga Kependidikan

 

BAB II VISI, MISI dan TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A.      Visi Satuan Pendidikan

B.       Misi Satuan Pendidikan

C.       Tujuan  Satuan Pendidikan


BAB III  PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

A.      Kegiatan Intrakurikuler

1.  Daftar mata pelajaran dan muatan lokal

2.  Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran, muatan  lokal, dan project penguatan P3 dalam satu tahun pelajaran

B.       Kegiatan Project Penguatan P3

1.  Tema Project

2.   Pengelolaan Project Penguatan P3

C.       Kegiatan Ekstrakurikuler

1.   Jenis program ekstra kurikuler

2.   Strategi Pelaksanaan ekstrakurikuler

 

BAB IV. RENCANA PEMBELAJARAN

A.      Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup satuan Pendidikan

B.      Rencana pembelajaran untuk  ruang lingkup kelas

 

BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

A.      Perencanaan

B.      Pelaksanaan


BAB VI. PENUTUP

LAMPIRAN:

1.    Kalender Pendidikan

2.    Capaian Pembelajaran

3.    Alur Tujuan Pembelajaran

4.    Modul Ajar

5.    Laporan Hasil Belajar



MATERI IKM MERAPI MERBABU HOTEL DITJEN

KEMENDIKBUD, JUNI 2022 (JATENG YOGYA)


Silakan Klik Disini